Piri Reis
Dan tahukah Anda untuk pertama kalinya peta dunia terlengkap dibuat oleh
Laksamana Piri Reis dari armada perang Kekalifahan Turki Usmani
(Kerajaan Ottoman) pada tahun 1513.
Kisah peta Piri Reis berawal dari sebuah sudut ruangan di Istana
Topkapi, Istanbul, Turki. Pada tahun 1929 secara tidak sengaja ditemukan
sebuah mahakarya yang dituangkan dalam selembar kulit rusa berukuran 90
x 65 cm. Sebuah peta yang mencengangkan dunia kartografi modern. Peta
kuno ini telah mengundang decak kagum para peneliti dan sejarawan
modern. Betapa tidak, peta tersebut benar-benar digambarkan dengan
lengkap dan cukup detail. Bahkan hasil perbandingan pemotretan dengan
satelit pun memiliki bentuk yang sangat mirip.
Analisis karbon menunjukkan peta ini benar-benar dibuat tahun 1513 oleh
seorang admiral Turki bernama Piri Reis. Lalu siapakah sebenarnya Piri
Reis itu?
Piri Reis lahir di Gallipoli, daerah Pantai Aegea, Turki. Ia hidup
antara tahun 877-961 Hijriah atau 1465-1554 Masehi, dengan nama lengkap
Hadji Muhiddin Piri Ibnu Hadji Mehmet. Piri kecil menghabiskan masa
kanak-kanaknya hingga remaja bersama pamannya Kemal Reis, seorang pelaut
terkenal di masa Kekalifahan Turki Utsmani. Pamannyalah yang mendorong
Piri mencintai laut, pelayaran dan kartografi (ilmu pembuatan peta).
Akhirnya, Piri Reis memantapkan tekadnya untuk mengikuti jejak sang
paman menjadi pelaut, navigator dan kartografer terkemuka di abad 16 dan
dipercaya sebagai laksamana armada perang Kerajaan Ottoman di masa Raja
Sulaeman II. Laksamana Piri Reis dikenal dunia karena mewariskan peta
dunia pertama yang paling lengkap, yang sekaligus meninggalkan banyak
misteri yang belum terpecahkan hingga sekarang.
Bagaimana Piri Reis menggambar peta dunia dengan sangat akurat, masih
menjadi bagian dari teka-teki di abad ini. Namun, Piri Reis mengakui
peta tersebut dibuat secara manual dengan menggabungkan dan menyamakan
skala beberapa peta di seluruh dunia yang ada pada saat itu ditambah
rekaman perjalanan Piri sendiri ke beberapa tempat di dunia dalam rangka
mengemban tugasnya sebagai laksamana armada perang Kerajaan Turki
Utsmani. Ia menyebutkan menggunakan 34 sumber yang berbeda, antara lain
sebanyak 20 peta berasal dari zaman Iskandar yang Agung (Alexander the
Great), 8 peta karya ahli geografi Muslim, 4 peta Portugis dan 1 peta
hasil karya Columbus.
Pada tahun 1513, peta-peta itu kemudian diringkas menjadi satu peta
dunia versi Piri Reis. ”Di abad ini (saat Piri hidup), tak ada peta
seperti peta ini sebelumnya, dibuat dengan cara menggabungkan
keseluruhan peta menjadi satu skala. Saling melengkapi dan saling
mengkoreksi satu sama lain. Maka hadirlah peta yang benar dan yang dapat
dipercaya,” demikian pengakuan Piri Reis.
Selain handal membuat peta, Piri Reis juga menulis sebuah buku navigasi, Kitab-i Bahriye (Book of Navigation)
yang mulai ditulisnya tahun 1511 sepeninggal pamannya Kemal Reis.
Kitab-i Bahriye adalah salah satu buku navigasi paling terkenal sebelum
zaman modern. Buku ini berisi informasi rinci mengenai
pelabuhan-pelabuhan penting dunia, teluk, gua, tanjung, pulau, selat dan
lokasi ideal untuk perlindungan di Laut Tengah, juga teknik-teknik
navigasi, dan astronomi kelautan.
Kitab yang dibuat antara 1511 hingga 1521 ini beberapa kali direvisi.
Sejumlah informasi ditambahkan pada buku ini, seperti jenis-jenis badai,
teknik menggunakan kompas, tabel dan peta, rincian garis pantai dan
pelabuhan, metode menemukan arah menggunakan bintang, karakteristik
utama samudra dan pulau-pulau di sekitarnya. Hasil karya Piri yang satu
ini banyak menyumbang pada penjelajahan yang dilakukan Christopher
Columbus, Vasco da Gama dan pelaut lainnya dalam mencari jalan ke India
dan Asia lainnya.
Pada 1524 dan 1525 Kitab-i Bahriye oleh Piri Reis dipersembahkan sebagai
hadiah kepada sang penguasa Kekaisaran Ottoman saat itu, Sultan
Sulaiman II yang berjuluk Sulaiman AlQanun. Salinan Kitab-i Bahriye kini
tersimpan di banyak perpustakaan dan museum di seluruh dunia.
Kontroversi
Sejak pertama kalinya ditemukan, peta Piri Reis telah mengundang banyak kontroversi karena keakuratan datanya, dan yang menakjubkan adalah mampu memetakan kawasan-kawasan asing dan misterius di masanya.
Sejak pertama kalinya ditemukan, peta Piri Reis telah mengundang banyak kontroversi karena keakuratan datanya, dan yang menakjubkan adalah mampu memetakan kawasan-kawasan asing dan misterius di masanya.
Potongan yang tersisa dari peta dunia ini secara umum menggambarkan
Pantai Barat Afrika, Pantai Timur Amerika Selatan dan garis pantai utara
Antartika dengan tingkat detail yang tinggi, bahkan Piri pun
menambahkan ekologi dan kebudayaan pada tempat-tempat tersebut.
Beberapa fakta yang cukup mengejutkan dari peta Piri Reis di antaranya:
-Perbandingan jarak antara Pantai Timur Amerika Selatan dan Pantai Barat Afrika pada peta sama dengan peta modern saat ini.
-Benua Antartika yang baru ditemukan pada tahun 1818 dan baru
dieksplorasi di abad ke-20, telah berhasil digambarkan pada peta Piri,
300 tahun sebelum ditemukan, bahkan digambarkan sebagai ”daratan yang
memiliki tumbuhan.”
-Pada peta itu pula digambarkan Pulau Aegea masih di berada atas
permukaan laut. Hal ini bertentangan dengan pendapat para ahli bahwa
Pulau Aegea berada di bawah permukaan air sejak akhir zaman es, 4000
tahun SM.
-Greenland digambarkan sebagai dua pulau yang berbeda.
-Di peta itu, Selat Behring menunjukkan hubungan antara Asia dan Amerika.
-Ada glasier besar menutupi Inggris dan Skotlandia.
-Delta sungai tampak lebih pendek.
Dengan fakta-fakta yang mencengangkan itu berbagai teori pun
bermunculan. Banyak kalangan beranggapan peta Piri Reis dibuat oleh
kebudayaan yang jauh lebih maju, kebudayaan Benua Atlantis misalnya,
bahkan ada yang mengaitkan peta Piri Reis dengan keberadaan UFO atau
alien. (dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar