300x250 AD TOP

Services

Elegant Themes

Recent Posts

Rabu, 26 November 2014

Tagged under:

Strategi & Prospek Menuju E-Government Provinsi Jawa Timur


PROSPEK BERINVESTASI DI JAWA TIMUR
Jawa Timur mempunyai posisi yang strategis di bidang Industri karena diapit oleh dua provinsi besar yaitu Jawa Tengah dan Bali, sehingga menjadi pusat pertumbuhan industri maupun perdagangan. Jawa Timur mempunyai penduduk berjumlah 38.052.950 jiwa atau 0, 84% dari total populasi nasional dan luas wilayah seluas 47.154 km², terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota. Jawa Timur mempunyai potensi di bidang Pertanian, Perkebunan, Niaga, Holtikultura, Perikanan dan Sumberdaya Energi lainnya serta potensi industri yang cukup bagus. pertumbuhan ekonomi Semester I Tahun 2012 mencapai 7,20 persen.


PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN INVESTASI
Jawa Timur di Triwulan pertama Tahun 2012 mulai menunjukkan geliat yang cukup menggairahkan. Sebab angka investasi naik 41,52 persen dari quartal yang sama di Tahun 2011, dengan total investasi yang sudah masuk sekitar Rp 25,70 triliun. PMA yang paling banyak menginvestasikan modal mereka di Jatim adalah industri penyedap makanan di Jombang dengan tambahan investasi sekitar 109,8 juta dolar AS. Diposisi kedua ada industri farmasi di Bangil, Pasuruan yang juga menambah perluasaan pabrik mereka dengan total investasi 50 juta dolar AS. Di posisi ke tiga ada industri aneka bahan untuk popok dan pembalut senilai 54 juta dolar AS. Penambahan investasi ini mereka lakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja tetapi banyak juga untuk diekspor. Dengan demikian diharapkan investasi ini akan bertambah terus yang nantinya akan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak untuk warga Jatim
Pada Semester I Tahun 2012, total investasi berdasarkan surat persetujuan (SP) di Jawa Timur mencapai Rp 30,25 triliun di mana PMDN mencapai Rp 13,37 triliun (44 persen) dan PMA Rp 16,88 triliun (56 persen), mayoritas terserap pada industri sekunder dan jasa tersier, dan rencananya akan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 27.389 orang. Dari 10 jenis bidang usaha di Jawa Timur, yang banyak diminati oleh para investor PMA dan PMDN pada semester I tahun 2012 secara berurutan adalah : Industri Makanan, Industri Barang Logam, Industri Plastik, Industri Kimia dan Industri Mineral Non Logam. Sedangkan dari 11 negara asal PMA yang paling mendominasi investasi di Jawa Timur asal negara : Singapura, RRC, Korea Selatan, Malaysia, Jepang. Untuk realisasi investasi Semester I tahun 2012 di Jawa Timur baik PMA maupun PMDN terdapat 202 Izin Usaha Tetap dengan total investasi sebesar Rp. 26,90 Triliyun, dimana PMDN sebesar Rp. 12,13 Trilun (45%) dan PMA sebesar Rp.14,77 Triliyun (55%)




INFRASTRUKTUR
A.Kondisi Jalan. .
Jawa Timur dilintasi oleh jalan nasional sebagai jalan arteri primer, diantaranya jalur pantura (Anyer-Jakarta-Surabaya-Banyuwangi) dan jalan nasional lintas tengah (Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Jaringan jalan tol di Jawa Timur meliputi jalan tol Surabaya-Gempol dan jalan tol Surabaya-Manyar. Saat ini tengah dikembangkan jalan tol trans-Jawa, diantaranya jalan tol Surabaya-Mojokerto (panjang 38 km) -Kertosono-Ngawi-Mantingan, jalan tol Gempol-Malang-Kepanjen, jalan tol Gempol-Probolinggo-Banyuwangi, serta jalan tol dalam kota Surabaya: tol lingkar timur dan tol tengah kota. Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura panjang 5 km. Jembatan nasional Suramadu adalah jembatan terpanjang di Indonesia, dan merupakan jembatan terpanjang kelima di dunia.
B.Bandara
Provinsi Jawa Timur mempunyai bandara Internasional yang bernama Bandara Juanda yang terletak 20 km dari kota Surabaya dengan luas bandara mencapai 396 hektar dan dapat menampung pesawat jenis Boeing -737 dan Airbus -300. Bandara lainnya di Jawa Timur adalah Bandara Pegerungan Trunojoyo di Sumenep, dan Abdulrahman Saleh di Malang, Bandara Iswahyudi di Madiun, Bandara Noto Hadinegoro di Kabupaten Jember, serta Bandara Minakjinggo di Kabupaten Banyuwangi.
C.Pelabuhan
Jawa Timur mempunyai beberapa pelabuhan besar, yang terbesar adalah pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya yaitu pelabuhan Internasional sebagai pelabuhan utama yang berada di Surabaya. Pelabuhan ini mempunyai luas 1.574 hektar daerah air dan 575 hektar wilayah daratan. Pelabuhan berskala nasional di Jawa Timur meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi, Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Paiton di Kabupaten Probolinggo, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, serta Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep.
Jawa Timur memiliki sejumlah pelabuhan penyeberangan, diantaranya Ujung-Kamal (menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura) dan Pelabuhan Ketapang (menghubungan Banyuwangi dengan Gilimanuk, Bali), Pelabuhan Kalianget (menghubungkan Madura dengan kepulauan), serta Pelabuhan Jangkar di Situbondo.


SARANA/PRASARANA KESEHATAN, HOTEL DAN PENDIDIKAN
Provinsi Jawa Timur terdapat rumah sakit umum sebanyak 223 unit, yang dikelola oleh Pemerintah sebanyak 54 unit dan dikelola swasta sebanyak 169 unit, sedangkan jumlah Puskesmas ada 934 unit dan Puskesmas Pembantu sebayak 2.264 unit, yang tersebar di seluruh wilayah provinsi Jawa Timur. Salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Soetomo di Surabaya dikenal sebagai rumah sakit terlengkap di Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia.
Rumah sakit ternama lainnya adalah Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Internasional di Surabaya, Rumah Sakit Dr. Syaiful Anwar (RSSA) di Malang, Rumah Sakit Dr. Sardono di Madiun, serta Rumah Sakit Jiwa Menur di Surabaya. Di Jawa Timur juga terdapat rumah sakit yang berskala international yaitu Rumah Sakit Surabaya Internasional (RSSI) dan Rumah Sakit Husada Utama (RSHU) yaitu sebuah fasilitas kesehatan dan pengobatan modern.
Jawa Timur juga didukung oleh beberapa hotel yang bertaraf international (hotel bintang lima), yang lokasinya terdapat di Kota Surabaya, antara lain: JW Marriot , Hotel Majapahit Mandarin Oriental Surabaya, Hyatt, Patra Surabaya Hilton, Sangri-La, Garden Palace, Sheraton Surabaya, Mercure Hotel dll serta restoran dan tempat hiburan lainnya.
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Di Surabaya terdapat beberapa universitas Negeri anatara lain: Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa; dahulu IKIP Surabaya), dan IAIN Sunan Ampel. Di Malang terdapat beberapa Unijversitas Negeri antara lain: Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Malang (UNM), Politeknik Negeri Malang dan Universitas Islam Negeri (UIN). Di Jember terdapat Universitas Jember. Perguruan tinggi negeri termuda di Jawa Timur adalah Universitas Trunojoyo, yang terdapat di Kabupaten Bangkalan serta perguruan tinggi swasta lainnya.
Selain itu terdapat beberapa Sekolah Bertaraf International (SBI) antara lain: Surabaya International School di Surabaya, Surabaya Japanese School di Surabaya, Wesley International School di Malang, Sophomore International School di Surabaya, SMA Khadijah Surabaya di Surabaya.


PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR
Pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2011 diproyeksikan bisa mencapai 7,12% yang berarti mengalami pertumbuhan tertinggi bila dibandingkan provinsi-provinsi lain di indonesia.
“Salah satu faktor mengapa pertumbuhan ekonomi Jatim tumbuh begitu besar karena provinsi ini menjadi tujuan utama investasi penting. Kunci keberhasilan Jatim menarik investor karena pungli relatif tidak ada. Jika pun ada, kecil sekali Karena itulah dengan berinvestasi di Jawa Timur maka keuntungan yang akan diperoleh investor akan relatif lebih tinggi dibandingkan jika investor berinvestasi di daerah lain.
Selama semester I tahun 2012 , semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,37 persen dengan sumbangan pertumbuhan 0,76 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,12 persen dengan sumbangan pertumbuhan tertinggi sebesar 3,15 persen.
Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 3,25 persen dan memberikan sumbangan pertumbuhan terendah sebesar 0,07 persen.
Perekonomian Jawa Timur yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2012 sebesar Rp 246,58 triliun, sehingga secara kumulatif semester I tahun 2012 PDRB Jawa Timur mencapai Rp. 483,90 triliun. Sementara PDRB Jawa Timur triwulan II tahun 2012 atas dasar harga konstan 2000 Rp 97,98 triliun dan selama semester I tahun 2012 mencapai Rp. 193,24 triliun


ANGKATAN KERJA DI JAWA TIMUR
Jumlah angkatan kerja di Jawa Timur pada Februari 2012 mencapai 19,83 juta orang,bertambah sekitar 0,07 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 19,76 juta orang, atau lebih rendah 0,42 juta orang dibanding Februari 2011 sebesar 20,25 juta orang.
Jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Timur pada Februari 2012 mencapai 19,01 juta
orang, bertambah sekitar 0,07 juta orang dibanding keadaan Agustus 2011 sebesar 18,94 juta orang atau masih lebih rendah 0,40 juta orang dibanding keadaan Februari 2011 sebesar 19,41juta orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur pada Februari 2012 mencapai 4,14persen, menurun dibanding TPT Agustus 2011 (4,16 persen) dan TPT Februari 2011 (4,18 persen).
Melihat perbandingan penduduk yang bekerja bulan Februari 2012 terhadap Agustus 2011, penurunan terbesar terjadi pada Sektor Konstruksi (121,81 ribu orang), diikuti Sektor Industri (73,83 ribu orang), Sektor Transportasi (45,64 ribu orang) dan Sektor Perdagangan (38,34 ribu orang). Sedangkan peningkatan penduduk yang bekerja terjadi pada Sektor Pertanian (163,15 ribu orang) dan Sektor Jasa (201,05 ribu orang). Pada Februari 2012, dari
19,01 juta orang yang bekerja, paling banyak bekerja di Sektor Pertanian yaitu 7,68 juta orang (40,41persen), disusul Sektor Perdagangan sebesar 3,87 juta orang (20,36 persen), dan Sektor Jasa sebesar 2,66 juta orang (13,99 persen).
Berdasarkan jumlah jam kerja pada bulan Februari 2012, tercatat 12,30 juta orang (64,71persen) bekerja di atas 35 jam per minggu atau turun 0,40 persen dibanding Februari 2011, sebaliknya yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu mencapai 6,71 juta orang ( 35,29 persen), bertambah 0,36 juta orang (5,67 persen) dibanding Februari 2011.
Pada bulan Februari 2012, dari 19,01 juta orang yang bekerja paling banyak berpendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 10,36 juta orang (54,48 persen), sedangkan pekerjadengan pendidikan Diploma ke atas hanya sekitar 1,45 juta orang (7,61 persen).


PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (P2T)
Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur telah menyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu sebagai upaya untuk terwujudnya pelayanan perizinan yang cepat, efektif, efisien, transparan dan memberikan kepastian hukum serta terwujudnya hak-hak masyarakat dan penanam modal untuk mendapatkan pelayanan di bidang perizinan. Selain itu tujuan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan di daerah. Pelayanan publik yang diberikan unit Pelayanan Perijinan Terpadu (P2T) Pemprov Jatim setara pelayanan “World Class” karena proses penyelesaian setara dengan pelayanan luar negeri, seperti di Singapura, yaitu maksimal 17 hari selesai.


JATIM TERAPKAN 5 STRATEGI TANGGULANGI KEMISKINAN
 
Pemprov Jatim menerapkan lima strategi untuk menanggulangi kemiskinan. Strategi itu yakni mengurangi beban pengeluaran masyarakat, meningkatkan pendapatan, mengembangkan usaha makro dan kecil, penguatan kelembagaan masyarakat desa, serta mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.

Hal itu dikatakan Gubernur Jatim, Dr Soekarwo saat memeberikah kuliah dalam rangka launching Program magister kajian kemiskinan dengan tema “Membedah pemikiran Pak Dhe Karwo dalam mengatasi masalah kemiskinan,” Senin (25/3) di Universitas Brawijaya Malang.
Namun, kata gubernur, masih banyak masyarakat yang berpandangan bahwa hidup sejahterah adalah hidup yang nyaman, dimana tiap pagi bisa menikmati kopi dan merokok, dengan begitu tidak perlu lagi bekerja lebih keras, pendidikan yang tinggi.

“Kurang lebih sebanyak 10 persen, dari jumlah penduduk yang ada di Jatim yakni 3,8 juta, beranggapan bahwa hidup layak adalah seperti contoh tersebut, terutama masyarakat di pedesaan yang pendidikannya masih rendah,” ujarnya.

Menurutnya, ini merupakan satu hal yang secara kultural permasalahan kemiskinan di Jatim. Selain itu, karena pendidikan rendah diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang keliru tersebut. Oleh sebab itu  permasalahan yang harus dapat diatasi yakni kemiskinan, isolasi, kerentanan dan fisik yang tidak sehat.

Seperti diketahui bahwa kondisi umum di Jatim menurut hasil sensus BPS pada per 1 Juli 2010 jumlah penduduk mencapai 37.476.757 jiwa, sedangkan pada 2011-2012 mencapai 38.552.990 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Jatim masih di bawah 1 persen pada tahun 2012, yakni 0,16 persen, jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada tingkat nasional yang mencapai 1,6 persen dan di Jabar mencapai 2,23 persen.

Lebih lanjut dikatakannya, dari data itu pada tahun 2008 masuk 2009 menurut BPS sebagai titik awal kemiskinan, dan diperoleh kesimpulan bahwa orang miskin dapat dibagi tiga, yakni hampir miskin mencapai 1.330.696 (43%) rumah tangga, miskin mencapai 1.256.122 (41%) rumah tangga dan yang sangat miskin mencapai 493.004 (16%) rumah tangga.

Penanganan kemiskinan harus dilakukan dalam meningkatkan kepedulian (awareness) dengan cara meletakkan hati dan perasaan cintanya terhadap masyarakat miskin. “Yang terpenting bagaimana orang yang tidak mampu, diurus dan diajak berbicara serta harus ada intervensi program dari negara. Program tersebut antara lain salah satunya melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” ujarnya.

“Melihat kondisi tersebut, diharapkan bahwa orang miskin jangan diharuskan untuk berpikir bagaimana menyelesaikan masalah kemiskinan, tapi bagaimana kita harus meletakkan pemikiran tentang dirinya sendiri dan melibatkan untuk mengambil keputusan,” imbuhnya.
Untuk penguatan perekonomian, dipedesaan-pedesaan dibentuk suatu kelembagaan yang disebut koperasi wanita. “Mengapa koperasi wanita, karena perempuan sangat berhati-hati sekali, selain itu juga tidak boros, maka sangat tepat sekali kalau perempuan sebagai akuntannya karena yang bisa mengatur keuangan,” katanya.

Menurutnya, bahwa secara sosiologis kemiskinan perempuan sangat mempengaruhi gizi keluarga, mempengaruhi pendidikan anak karena pengaruh perempuan sangat kuat sekali di dalam keluarga.
Maka dari itu, untuk mensinkronisasikan program penanggulangan kemiskinan perlu dikembangkan koperasi wanita, ini merupakan wahana untuk menciptakan para wirausaha yang anggotanya terdiri dari perempuan, sehingga melalui koperasi wanita diharapkan dapat menghasilkan sesuatu secara bersama-sama meningkatkan produktivitas.(ern)

 

0 komentar:

Posting Komentar