Kalimaya
-
Kalimaya adalah jenis batu permata (batu mulia) dari kelompok opal, yaitu mineral silika dengan formula SiO2.nH2O. Tidak berbentuk Kristal seperti kuarsa (amorf), mempunyai tingkat kekerasan 5.5 sd 6,5 pada skala Mohs.
-
Nama Kalimaya berasal dari daerah Banten. Muncul dan popular sejak awal adanya kegiatan penggalian batu ini di daerah Maja, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Ada yang menyebutkan bahwa kalimaya berasal dari nama sungai yaitu Kali Maja tempat dimana awal aktifitas penggalian batu ini dilakukan.
-
Penyebaran keterdapatan kalimaya berada di wilayah Kecamatan Maja, Sajira dan Cimarga, berada dalam batuan Formasi Genteng yang berumur Pliosen
-
Kalimaya diklasifikasikan kedalam beberapa jenis seperti kalimaya susu, kristal, teh, bunglon hingga jarong. Dalam klasifikasi Australia terdiri atas beberapa jenis warna dasarnya, yaitu mulai dari light opal hingga black opal. Namun ada juga satu jenis opal, terutama yang berasal dari amerika selatan atau afrika dinamai fire opal, untuk jenis kalimaya banten maka fire opal bisa disetarakan dengan kalimaya teh, light opal sebagai kalimaya susu, sedangkan black opal sebagai jarong.
-
Kalimaya sangat dihargai di kalangan pelaku usaha batu permata sehingga harganya lebih mahal dari opal Australia, opal Amerika maupun opal Afrika
-
Diantara batu permata, opal menduduki tempat sebagai Ratunya Batu Permata “The Queen of Gems” (Shakespeare) dikarenakan didalam satu batu opal dapat disaksikan kemilau indahnya batu permata lain seperti, ruby, zamrud, topas, kecubung hingga sapphire melalui warna-warninya opal
-
Konon disebutkan bahwa Mark Antony dari Roma, menghadiahkan cincin opal kepada Ratu Cleopatra yang dicintainya. Harga cincin tersebut bila disebandingkan, adalah seharga dua ribu ekor kuda yang bagus pada saat itu. Opal juga merupakan bagian terpenting dari perhiasan yang biasa dipakai oleh Ratu Elizabeth I (1533-1603). Begitu pula dengan Ratu Victoria (1837-1901).
|
|
- Batusempur
-
Batusempur adalah fosil kayu yang terkersikkan dengan komposisi silika berformula SiO2.nH2O;
-
Nama batusempur dikenal pada awalnya di wilayah Kabupaten Lebak bagian timur dan sekitar Jasinga-Leuwiliang, Kabupaten Bogor Jawa Barat;
-
Sempur adalah nama sejenis kayu yang dikenal luas di masyarakat Jawa Barat dan Banten pada zaman dahulu. Saat ini pohon sempur yang dalam nama latinnya Dillenia suffructicosa merupakan jenis pohon yang sudah sangat langka;
-
Batusempur di Banten terutama tersebar di wilayah Kabupaten Lebak. Namun demikian juga terdapat di Kabupaten Pandeglang, Serang dan di bagian selatan Kabupaten Tangerang;
-
Formasi Batuan berumur Pliosen hingga Miosen (2 sd 26 juta tahun) seperti Formasi Bojongmanik, Formasi Genteng dan Tufa Cibaliung merupakan tempat keterdapatan batusempur atau fosil kayu di Provinsi Banten dan Jawa Barat;
-
Fosil kayu terpanjang yang pernah dijumpai berukuran lebih dari 40 meter dari lokasi Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Daerah aliran sungai Ciberang merupakan tempat terdapatnya fosil-fosil kayu berukuran panjang
-
Di Indonesia, fosil kayu tidak hanya dikenal di Banten dan Jawa Barat, namun juga di Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera, terutama di Jambi fosil kayu disebut sebagai Batu Sungkai yang diambil dari nama kayu. Sedangkan di Kalimantan, terutama Kalimantan Selatan dinamai Batu Ulin yang juga diambil dari nama kayu;
-
Pemanfaatan batusempur pada mulanya dikalangan petani untuk mengasah perlalatan kerja seperti cangkul, parang dll.;
-
Batusempur di kalangan pengusaha diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis; beledug, porselen, semi akik dan akik. Kualitas terbaik adalah jenis akik;
-
Batusempur mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena dapat dijadikan berbagai produk mulai dari hiasan, cenderamata sampai peralatan rumah tangga
|
|
Sumber : Bidang Bina Usaha dan Kerjasama
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B)
Jln. KH. Syekh Nawawi Albantani-Curug Palima Kota Serang
0 komentar:
Posting Komentar